Loading...
Loading...
Maria keisha boru panjaitan balita berusia 3 tahun 8 bulan, yang semula
hanya menderita deman, akhirnya tewas karena tak mendapat pertolongan
dari dokter anak di Rumah sakit Vita Insani (RSVI) yang menanganginya.
Menurut informasi dari pihak keluarganya, Maria Keisha semula hanya
menderita demam dan kejang-kejang (step’. Setelah diobati di rumahnya di
daerah Huta dipar Jawa, Hatonduhan, Kabupaten Simalungun, Maria
akhirnya pulih.
Tetapi karena khawatir, maka Minggu (1/11/2015) ibunya, Tiarma
Butar-butar dan suaminya Moden Panjaitan membawanya ke RSVI di Jalan
Merdeka untuk mendapat perawatan.
Setiba di rumah sakit itu sekira pukul 16.00 WIB, Maria pun
dimasukkan ke ruangan 841. Namun, selama berada di dalam kamar, tak ada
dokter yang menanganinya.
“Senin malam jam 11 baru datang dokter Susanti itu, itupun dia cuek-cuek saja,”ratap Tiarma Butar-butar.
Setelah itu, jelas Tiarma, dokter memang datang, namun sering
terlambat, Dan ketika datangpun, dokter Susanto seperti cuek-cuek saja.
“Lak mate di tangan ni is Susanti i maho boru (mati di tangan si Susanti
itulah kau purtriku),”tangisnya.
Sambil terus menangisi kepergian putri pertamanya itu, Tiarma
mengatakan, puncaknya, Kamis (5/11/2015), penyakit putrinya semakin
gawat. Tubuhnya membiru, namun dokter Susanti yang menanganinya tak
kunjung datang. Perawat di rumah sakit itu sudah bolak-balik mencoba
menghubunginya, namun dokter Susanti selalu merejek handphonenya.
Sekira pukul 14.00 WIB, dokter Susanti datang, namun dia bukannya
serius menangani. Dia malah terlihat cuek-cuek saja. Akibatnya tak lama
berselang, Maria menghembuskan nafas terakhir.
Sumber : Siantar |jurnalsiantar.net
Loading...